04/10/2015

WHATEVER!

Pernahkah kalian menonton kontes musik? Pernahkah kalian mendukung satu diantara para kontestan itu? Apa yang menjadi penilaian kalian? Suaranya yang merdu ataukah karena parasnya? Oke, karena suaranya yang merdu. Ya, tentu saja, karena ini adalah kontes musik, bukan kontes kecantikan.

Kita bisa menilai, mana suara yang nyaman di dengar dan mana yang tidak. Yaa, meskipun bisa dibilang kita sendiri tak memiliki suara yang merdu. Tapi untuk menilai mana yang baik dan mana yang tidak, tidak perlu harus jago ini atau itu dulu. Sepakat? Hey ingat, kalian bebas menilai hahaha. Anggap saja sepakat.

Whatever! Pernahkah kalian mendengar seorang kontestan memberikan jawaban "karepmu, bahbahno, porak, urusanmu, atau whatepeeeeeeeeeer" kepada juri atau komentator yang memberikan kritik atau masukan karena ada beberapa kesalahan padanya ketika beraksi di atas panggung? Pernah? Hahaha mana ada! Semua kontestan selalu ingin menjadi lebih baik dalam aksi panggungnya. Mereka sangat istilahnya ngregani atau menghargai setiap masukan dari juri, meskipun pada intinya masukan tersebut menunjukkan kekurangan yang ada padanya. Tapi jelas, masukan itu tidak bersifat menjatuhkan, tapi membangun. Sama halnya dengan aku dan kamu.

Bicara soal kekurangan, we know that "lupa" adalah sesuatu yang manusiawi, dan itu bukan kelebihan, aku menyebutnya sebagai sebuah kekurangan. Kekurangan yang setiap manusia pasti punya. Berbeda dengan kekurangan yang kita buat sendiri. Sebut saja nyolong, ini adalah bentuk kekurangan yang kita buat sendiri. Dan amatlah menggelikan jika dengan nyolong kita menuntut lingkungan kita untuk memahami kita, "Bisa ku ya gini" "Terserah mau bilang apa, yawes gini aku". Hmm padahal lagi maling. Berhenti bilang "whatever", kata-kata itu bagiku bagai tebing yang membatasi kita. Kamu memintaku untuk berhenti menasehatimu sebagai seorang teman secara tidak langsung. Menganggap bahwa setiap masukan adalah sesuatu yang menjatuhkan, padahal tidak semua begitu. Ada beberapa dari temanmu, yang mau memberimu masukan tanpa harus dibayar. Mereka adalah orang-orang yang menggandeng tanganmu, yang mengajakmu bangkit.

Kita memang memiliki hidup kita masing-masing. Tapi itu bukan alasan yang membuat kita harus mengabaikan siapapun disekitar kita apalagi untuk berkata "whatever".

*tiba-tiba aku merindukan mereka, sahabat-sahabatku, yang tak pernah berkata "wathever" padaku*

6 comments:

  1. ane jadi ikutan kangen sama sahabat ane :')

    ReplyDelete
  2. gimana nih maksud konteks sebenarnya dengan animasi foto yang digunain? Hmm -.- masih belom begitu paham

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe itu bukan animasi.
      Seneng ya liatin foto yg jadi pendukung postingan ini. Terkesan tulus dan apa adanya. Dan memang begitu. Nah yg penulis ingin sampaikan di postingan ini adalah tetang sebuah pertemanan yang selalu mendukung, saling mengkoreksi, saling ngasih masukan. Kenapa judulnya 'whatever' karena banyak dr temen kita yg menganggap masukan membangun sbg masukan yg menjatuhkan atau menghambat, kata whatever adalah kata penolakan mereka terhadap koreksi lingkungan yg ditujukan padanya. Begitulah. Trims masukannyaaaaaaa. Imissyouuuu

      Delete

Mari berdiskusi, kalo perlu sambil ngopi ;)
Tinggalkan komentar tapi jangan tinggalkan aku.