Aku bahkan pernah memutuskan untuk tidak berteman dengan siapa pun. Maksudku bukan hidup sendiri dan tidak bicara atau saling menyapa dengan seorang pun, aku hanya pernah berfikir untuk tidak berhubungan dengan seseorang layaknya sahabat. Itu ku putuskan ketika aku mulai menginjakkan kakiku di dunia kampus. Pas. Dunia kampus memang dipenuhi mereka yang hidup dengan tugas dan kepentingan masing-masing. Individualis. Tapi itu hanyalah persepsiku. Kenyataannya tidak sepenuhnya demikian.
Ketika SMP, aku pernah berteman dengan seseorang. Kami sangat dekat, apapun yang kami lakukan semuanya tanpa batas. Aku tahu siapa teman laki-laki yang ia suka, warna favoritnya, hobinya, bahkan masalah keluarganya kadang ia ceritakan kepadaku. Begitu juga sebaliknya. Ia juga tahu aku lebih dari siapa pun. Tapi tiba-tiba semua berubah ketika kami melanjutkan ke sekolah menengah atas. Kami beda sekolah. Dan itulah yang membuat hubunganku dengannya yang awalnya tanpa batas menjadi sangat terbatas. Bahkan untuk saling mengenalkan teman baru satu sama lain tidak lah sempat. Ia sibuk dengan dunia barunya. Mungkin. Entahlah, sejujurnya apapun yang terjadi, dunia SMA sama-sama baru bagiku dan baginya. Tapi aku merasa dia melupakanku. Hingga saat ini. Ya meskipun setiap ulang tahunku ia selalu ingat dan selalu memberikan ucapan, tapi selain dari itu semuanya telah berubah.
Waktu selalu berubah setiap detiknya. Tak pernah sama. Meskipun waktu selalu melewati angka-angka itu, tapi kita tidak akan pernah menemukan waktu menunjukkan jam 12 siang dua kali dalam sehari. Begitu juga dia. Perumpamaannya, masa SMP adalah ketika waktu berputar pada angka yang menunjukkan bahwa itu pagi, dan masa SMA adalah siang hari. Bukankah itu sudah berbeda meskipun dalam satu hari? Sangat cepat perubahan itu. Seperti putaran detik yang tak pernah berhenti. Tentu saja, semakin lama ia berputar maka akan semakin jauh. Semakin meninggalkan pagi dihari ini dan menuju pagi dihari kemudian. Semakin jauh dan semakin berubah.
Tapi semua itu adalah dari sudut pandangku. Ia bukanlah satu-satunya pihak yang melupakan selama ia belum menjelaskan bagaimana segala sesuatu dari sudut pandangnya.
Tapi keputusanku ketika awal perkuliahan itu telah ku akhiri. Aku akan sangat egois jika harus hidup sendiri. Apalagi menuntut teman lamaku untuk selalu ingat terhadapku. Mungkin jika keputusanku itu tidak ku akhiri, bisa jadi aku akan menjadi seseorang yang tertutup dan menyendiri. Alasan yang membuatku berubah pikiran adalah, ketika seseorang ingin mengajakku berteman, ia menanyakan ini kepadaku, "tidakkah kau punya teman dekat ketika SMP atau SMA?". Pertanyaan itu yang membuatku berfikir. Aku tahu mengapa ia menanyakan itu kepadaku. Mungkin karena aku yang membatasi diri darinya atau aku yang mengabaikan usahanya untuk mengajakku berteman.
Dari apa yang aku alami, aku sadar, aku akan mendapatkan teman dimana pun dan kapan saja. Dan tentu, yang aku temui di setiap tempatnya akan selalu berbeda. Di jalan, di halte, di perpus kota, di kampus, di mall, bahkan di rumah sendiri. Mereka bukan lah orang yang sama. Satu hal yang ku abaikan adalah mereka punya jalan hidup mereka masing-masing. Begitu juga aku. Di SMP, aku akan berteman dengan sebut saja Dita, karena ia satu sekolah denganku, kami punya kebutuhan yang sama, kami bisa saling berbagi apapun, karena kami satu sekolah. Di SMA, aku akan berteman dengan Sinta karena ia satu bangku denganku. Setiap hari kami bertemu, itu yang membuat kami dekat. Sekarang aku tahu, aku dan dia tak ada lagi cerita yang bisa dibagi, tak lagi ada kebutuhan yang sama, kami tak sedekat ini untuk saling berbagi satu sama lain. Itu yang membuat segala sesuatuku dan dia menjadi terbatas. Karena waktu dan tempat. Aku tak lagi menganggapnya melupakanku. Karena waktu memang selalu bergerak. Aku tidak mungkin menuntut waktu untuk berputar pada angka yang sama dalam satu hari, bahkan bisa jadi itu akan merepotkan diriku sendiri. Biarkan saja segala sesuatu berjalan di jalannya masing-masing. Because everyone have their own life, me too.
Selalu suka sama tulisan kamu ♥ ringan, mudah di pahami
ReplyDeleteBener banget, temen di smp kadang waktu di sma udah berubah, gitu seterusnya
kadang rindu sama masa2 waktu masih sama2
Tenkyuw Dina ({})
DeleteIya Din, kadang aku juga rindu sama kamu hahaha
Itu dia, yg bikin kangen itu masa2nya :'
Yang bersahabat bertahun-tahun pun pada masanya akan 'nggak dekat lagi'
ReplyDeleteSedih sih, tapi mau gimana lagi. Seperti kata kamu di atas tadi "Because everyone have their own life" :D
Teman yang paling setia adalah ilmu
ReplyDelete