Baca ini dulu yaaa, Kebenaran itu Kompleks #1
"Kenapa kamu suka membaca?" akhirnya pertanyaan ini ia sampaikan padaku.
"Kenapa kamu suka membaca?" akhirnya pertanyaan ini ia sampaikan padaku.
Kali ini aku tidak berkedip, dengan mantap aku katakan, "karena aku butuh".
Ada banyak alasan yang melatar belakangi mengapa seorang teman akhirnya mengajukan pertanyaan itu padaku. Perkiraanku. Karena ia masih merasa asing dengan orang-orang yang menggunakan waktu senggangnya untuk membaca. Bahkan dalam konteks ini aku pernah membahasnya dengan seorang teman (yang lain) di suatu waktu. Bahwa baginya untuk membawa buku tanpa menyimpannya dalam tas adalah suatu hal yang ia sebut "pamer", aku definisikan itu sebagai bentuk "pencitraan", mungkin begitu maksudnya. Kemudian aku simpulkan, bahwa membawa saja telah memberikan penilaian seperti itu, apalagi membaca di depan orang-orang yang tidak membaca. Bagaimana menurutmu?
Entahlah. Aku tidak yakin apakah aku hidup di negara yang masyarakatnya membaca atau tidak. Tapi, jika berpijak pada data statistik dari UNESCO, kita bisa menyimpulkan bahwa hanya segelintir orang Indonesia yang membaca. Meskipun di sisi lain kita tahu, toko atau bazar buku tidak pernah sepi dari pelanggan. Jadi, mana yang benar? Ah, jangan jauh-jauh, coba lihat saja sekitarmu, atau bahkan dirimu sendiri, sejauh mana kegandrunganmu terhadap buku? Kemudian simpulkan sendiri. Atau bagaimana penilaianmu jika melihat seseorang yang tengah membaca buku di teras mushola sepertiku ketika jam istirahat, apakah hal itu begitu asing bagimu? Jika iya, berarti benar, kita memang hidup di tengah-tengah masyarakat gerilya, dimana kegiatan membaca tidak perlu diperlihatkan. Karena membaca bagi kita adalah kegiatan yang begitu elit, hanya orang-orang pintar dan berpendidikan yang melakukan itu. Artinya, membaca buku di depan umum sama saja menunjukkan bahwa "aku pintar, aku berpendidikan". Begitukah?